Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pro Kontra Nepotisme: Menilai Kredibilitas Anggota Keluarga
Nepotisme adalah pilih kasih yang ditunjukkan kepada sanak saudara, pengangkatan untuk jabatan tinggi, (1662, Fr. Népotisme). Awalnya, istilah ini adalah hak istimewa yang diberikan kepada "keponakan Paus" yang merupakan eufemisme untuk putra alami. Namun pada zaman sekarang ini lebih kurang artinya adalah mendahulukan anggota keluarganya terlebih dahulu untuk menduduki suatu jabatan.
Hal ini bermaksud agar anggota keluarga dari pemimpin tersebut ikut bergabung dalam suatu kepemerintahan di dalam kekuasaanya. Mungkin hal bisa dibilang positif bila saja pengangkatan anggota keluarganya dapat berdampak baik bagi masyarakat, sehingga tidak terjadi dugaan-dugaan yang menyalahkan kepemerintahan. Tetapi lebih sering lagi nepotisme ini awalnya dapat mengakibatkan sangkaan yang buruk terlebih dahulu, yaitu pementingan keluarga sendiri untuk menjadi seorang petinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena suatu alasan, agar suatu kekuasaan dapat dipegang oleh anggota dari keluarganya sendiri seperti yang telah terjadi beberapa tehun silam. Sehingga perasaan curiga yang negatif tentang nepotisme terus merasuki pikiran mereka. Namun bagaimana bila anggota keluarga yang dipilihnya tersebut memang memiliki kemampuan dan berguna, sehingga dapat membantu pemerintahan?
Namun pada sisi lain misalnya, pengambilan pembantu dari kalangan sendiri selain penghematan efisiensi waktu juga mempertinggi kesolidan tim kerja dan tentu saja rasa kekeluargaan akan tetap selalu ada. Dan harus kita pahami rasa berkeluarga adalah perasaan yang indah dan mententramkan di tengah arus kehidupan materialis dan kapitalis seperti sekarang. Mau tidak mau kita tetap harus mengakui bahwasanya ikatan darah adalah ikatan yang hanya bisa diputuskan apabila seseorang mati. Batasan-batasan untuk menentukan suatu hal menempatkan beberapa keluarga dalam sistem kekuasaan haruslah diberi batasan dan alasan yang jelas dan logis untuk mengkategorikannya dalam kelompok nepotisme negatif. Batasan ini harus ada dahulu dalam menanggulangi secara tuntas tentang permasalahan nepotisme.
Bila tanpa alasan yang jelas lewat pemilihan anggota keluarganya, maka akan terjadi kurang lebih seperti pemberontakan dan kerusuhan. Oleh karena itu seorang pemimpin dalam konteks ini haruslah dapat mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan tersebut. Agar kesalahpahaman tentang nepotisme dapat diatasi. Tetapi itulah yang menjadi permasalahannya, dengan cara apa seorang pemimpin dapat meyakinkan masyarakat bahwa yang dipilihnya itu adalah memang pilihan yang tepat, sedangkan kemampuan seseorang itu adalah sesuatu yang abstrak yang tak dapat dilihat dari luar?
Referensi:
Berghe, Van Der, L,Pierre, and Peter,Karl. 1988. “Huterites and Kibbutznik: A Tale of Nepotistic Communism” in MAN, New Series, Vol.23 No.3
http://www.jstor.org/pss/2803264
Komentar
Posting Komentar